Laporan Praktikum Kimia Organik Senyawaan Alkohol

Laporan Praktikum Kimia Organik Senyawaan Alkohol

Diperbaharui 1 Mei 2020 10:34 PM

Pada artikel kali ini saya akan memberikan laporan praktikum kimia organik senyawaan alkohol, semoga bisa membantu dan menjadi referensi bagi yang sedang mengerjakan tugasnya.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK SENYAWAAN ALKOHOL

Penyusun : Putri Ananda Rizwan
Universitas Pakuan Bogor

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Dapat membedakan dan menggolongkan jenis-jenis senyawaan alkohol

1.2 Dasar Teori

Kata alkohol segera mengingatkan kita pada etanol, yaitu senyawaan memabukkan yang terdapat dalam anggur dan bir. Namun, etanol hanyalah salah satu dari keluarga semuawa organik yang disebut alkohol dan terdapat di alam. Alkohol memiliki rumus umum R – OH dan dicirikan dengan adanya gugus hidroksil. Strukturnya mirip dengan air, tetapi dengan satu hidrogen digantikan oleh gugus alkil (Hart, Harold. 2003)

Menurut sistem IUPAC, penamaan alkohol sama seperti penamaan alkana dengan menambahkan akhiran –ol. Rantai terpanjang yang mengandung gugus hidroksil diberi nama dengan mengganti akhiran –na dengan –ol. Penomoran rantai cabang dilakukan dengan memberi atom karbon yang mengandung gugus hidroksil dengan nomor yang paling kecil. Jika terdapat rantai cabang pada rantai utama, penamaan rantai cabang berdasarkan alfabet (Riswiyanto. 2009).

Alkohol dapat digolongkan berdasarkan :

  • Letak gugus OH pada atom karbon
  • Banyaknya gugus OH yang terdapat (jumlah gugus hodroksilnya)
  • Bentuk rantai karbonnya (Joan Fasseden. 1997)

Alkohol dapat dibagi berdasarkan dimana gugus –OH terikat pada atom karbon, yaitu :

  1. Alkohol primer
    Alkohol primer adalah alkohol yang gugus –OH nya terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat atom lainnya)
  2. Alkohol sekunder
    Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C sekunder (atom C mengikat 2 atom C yang lain)
  3. Alkohol tersier
    Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C tersier (atom C yang mengikat 3 atom C yang lain)
    Contoh: (CH3)C – OH (2,2 – dimetil – etanol) (James Brady, 1999).

BAB II METODOLOGI KERJA

2.1 Alat dan Bahan

a. Alat

  • Breaker Glass
  • Penangas airPenjepit tabung reaksi
  • Piknometer
  • Pipet tetes
  • Tabung timbangan

b. Bahan

  • Amil alkohol (pentanol)
  • Asam asetat pekat (CH3COOH)
  • Asam sulfat pekat (H2SO4)
  • Aseton
  • Aquades
  • Brom
  • Etanol
  • FeCl3 1%
  • Fenol
  • Gliserol
  • Hablur fenol
  • Hablur KHSO4
  • Indikator fenolftalein
  • Kalium
  • KI – Sodida
  • Kristal Na – Nitrat
  • Logam Mg
  • Logam Na
  • NaOH 10%
  • Pereaksi lucas (10g 2n Cl H2 dalam 20ml HCl pekat)

2.2 Cara Kerja

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

3.2 Pembahasan

Praktikum senyawaan alkohol ini membandingkan jenis-jenis senyawaan alkohol yaitu Etanol, Fenol, Pentanol dan Gliserol. Pengujian dilakukan mulai dari uji kelarutan, esterifikasi beberapa senyawaan alkohol, oksidasi alkohol dengan kalium dikromat dan penetapan derisitas etanol dengan pikrometer.

Pada pengujian kelarutan yang paling cepat larut adalah etanol, kemudian gliserol, karena memiliki atom Carbon yang pendek sehingga bersifat polar atau mudah larut dalam air. Pentanol sukar larut dalam air karen memiliki rantai karbon yang panjang sehingga sulit diuraikan. Sedangkan, Fenol tidak larut dalam air karen fenol merupakan alkogol tersier yang tidak memiliki atom Hidrogen yang terikat dengan atom Karbon sehingga rantai Karbonnya sukar diuraikan dan bersifat nonpolar.

Pada uji oksidasi dengan K2Cr2O7 dan H2SO4 maka didapatkan semakin lama reaksi larutan menjadi semakin pekar warnanya, karena terjadi reaksi antara senyawaan alkohol dengan K2Cr2O7 dan H2SO4 sebagai katalisator yang disebut reaksi oksidasi. Terjadi pengurangan atom Hidrogen sehingga larutan jenuh dengan atom Karbon.

Selanjutnya reaksi esterifikasi, yaitu reaksi pengubahan dari suatu asam Karbosilat dan alkohol menjadi suatu ester dengan menggunakan asam sebagai katalisatornya. Pada reaksi etanol dengan asam asetat terbentuk senyawa ester yaitu etil asetat yang dapat dihidrolisis pada keadaan asam dan basa atau menghasilkan asam asetat dan etanol kembali.

Selanjutnya mengukur densitas etanol dengan piknometer, yaitu menghitung kerapatan etanol.

BAB IV KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dapat ditarik kesimpulan :

  • Alkohol mudah larut dalam air karena memiliki atom Hidrogen
  • Etanol paling cepat larut karena rantai karbonnya lebih penek dibanding rantai karbon pentaol, gliserol, dan fenol
  • Semakin panjang rantai atom karbon semakin sukar larut karena atom C semakin sulit terurai
  • Fenol bersifat asam dan sangat sukar larut dalam air karena tidak memiliki atom Hidrogen yang berikatan dengan rantai karbon.

DAFTAR PUSTAKA

  • Brady, James. 1999. Kimia Organik Jilid 1. Jakarta : Bina Aksara
  • Fesseden, Joan. 1999. Dasar – Dasar Kimia Organik. Jakarta : Bina Aksara
  • Hart, Harold. 2003. Kimia Organik “Suatu Kuliah Singkat edisi ke sebelas”. Jakarta : Erlangga
  • Riswayanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.

Baca Juga :

Laporan Praktikum Kimia Organik Senyawa Hidrokarbon
Laporan Praktikum Kimia Organik Aldehid dan Keton
Laporan Praktikum Kimia Organik Senyawa Asam Karboksilat
Laporan Praktikum Kimia Organik Amina dan Amida

susantokun avatar
susantokun
Hanya seorang programmer yang fokus di bidang web development. Tidak nyaman dengan keramaian dan suka akan keindahan.
Kebijakan Berkomentar :
1. Dilarang berkomentar yang mengandung SPAM, SARA, HOAX, PORNO.2. Mohon sertakan informasi detail saat terjadi error (pesan error, sreenshoot, code, logs, dsb.).